Peope viewing d'blax-blog

Jumat, Oktober 22, 2010

Mosque or Mosquito

Saya pernah membaca sekilas di internet tentang anjuran untuk menggunakan kata 'mesjid' untuk menggantikan kata mosque (yang dalam bahasa Inggris juga berarti mesjid). Hal ini karena mosque berasal dari kata atau setidaknya memiliki sejarah yang kurang enak yang berhubungan dengan mosquito (atau nyamuk dalam bahasa Inggris). Menurut artikel itu kata mosquito merupakan bentuk penghinaan terhadap mesjid.


Intuisi seorang calon linguist saya pun bergerak seketika untuk memahami dua kata yang memiliki kemiripan ini. Saya pun 'berselancar' di dunia maya dan menemukan beberapa hal unik dan reasonable untuk masalah ini.

ASAL KATA MOSQUE


Mosque merupakan istilah bahasa Inggris untuk kata mesjid. Kata mosque berasal dari bahasa Perancis, mosquée. Kata dalam bahasa Perancis ini juga berasal dari kata muschea (dibaca /moˈskɛ.a/) yang diambil dari bahasa Italia yang memiliki akar kata dari bahasa Spanyol, mezquita (dibaca /meˈθkita/). Semua kata ini merujuk pada sebuah kata tempat dalam bahasa Arab yaitu مسجد atau /mesjid/. Mesjid sendiri secara literal berarti tempat untuk bersujud.

ASAL KATA MOSQUITO

Mosquito adalah nyamuk dalam bahasa Inggris. Istilah ini berasal dari kata yang sama dalam bahasa Spanyol. Mosquito dalam bahasa Spanyol secara harafiah berarti 'kecil terbang'. Kata ini dibentuk dari dua morfem yaitu mosca dan -ito. Mosca yang berarti 'terbang' merupakan kata dari bahasa Latin, musca. Musca sendiri bisa berarti 'terbang', bisa juga berarti 'lalat'.

Bagaimana dengan -ito? -ito merupakan imbuhan yang bisa ditemukan dalam bahasa Spanyol yang diturunkan dari imbuhan dalam bahasa Latin, -īttus. -ito biasanya merujuk pada benda maskulin karena dalam bahasa Spanyol dikenal gender pada kata benda. Selain itu, -ito juga merujuk pada bentuk diminutif suatu benda atau benda dengan ukuran kecil.

Jadi berdasarkan alur kata yang menurunkan kata mosque dan mosquito, tidak ditemukan hubungan yang cukup signifikan yang saling mempengaruhi kedua kata ini. Hipotesa saya adalah, ketika kata mesjid masuk ke dalam bahasa Spanyol, bahasa Spanyol menyesuaikan pelafalan 'j' (atau secara fonologis adalah /dʒ/) menjadi kedengaran seperti /k/. Akhirnya lahirlah kata baru dalam bahasa Spanyol untuk merujuk tempat untuk bersujud yaitu mezquita.

Sepengetahuan saya setelah mengetahui sedikit bahasa Spanyol dan Perancis, di dalam kedua bahasa ini, hampir tidak ditemukan huruf yang kedengaran seperti /j/ sebagaimana yang ada dalam bahasa Indonesia dan Arab.

Satu hal lagi yang perlu digarisbawahi adalah tidak usah menghindari menggunakan suatu kata karena kemiripan dengan kata lain yang bermakna offensive apalagi tanpa mengetahui 'sejarah' mengenai kata-kata tersebut. Saya tentunya masih menggunakan kata 'Sunda' untuk mengacu kepada suku yang dominan di Jawa Barat meski kata ini hampir mirip dengan kata lain yang bermakna kurang bagus.

Tidak ada komentar: