Peope viewing d'blax-blog

Minggu, Februari 06, 2011

February 2011 Flooding in Mannuruki 2

Kamarku yang kebanjiran. Air setinggi kurang lebih lima belas sentimeter dari permukaan lantai

February 5th 2011 at 4:48 am, Emmi' saya, panggilan untuk nenek dari ibu saya, membangunkan saya. "Bangunko cepat! Banjirki! Ituwe, masukmi air!", katanya yang dalam bahasa Indonesianya adalah 'Ayo cepat bangun! Banjir! Itu, air sudah masuk!". Sontak saya keluar kamar dan melihat air sudah masuk di ruang tamu. Saya kemudian kembali ke kamar, memungut berkas kuliah yang ada di lantai kamar. Selanjutnya yang ada dipikiran saya adalah warnet saya yang hanya berjarak sepuluh meter dari rumah.

Atas: VorwatzNet kebanjiran
Bawah: Emmi' bergaya di tengah bencana :)


Beberapa minggu lalu, ketika air sudah sempat masuk ke rumah, air banjir waktu itu hanya menyentuh bibir pintu warnet. Warnet saya menggunakan sistem lesehan untuk user sehingga semua kabel-kabel dan alat elektronik lainnya sangat dekat dengan lantai. Dan ternyata ketika saya menuju ke warnet, air sudah memasuki dan membanjiri server, untunglah posisi peralatan elektroniknya lebih tinggi, kecuali modem, stavol dan stop kontak yang berada di lantai. Saya pun mengamankan semua benda-benda tersebut dari jangkauan air. Tidak lama, air sudah setinggi mata kaki. Saya pun tidak berhasil menyelamatkan karpet yang menjadi alas di warnet saya.

Ini merupakan banjir terburuk yang pernah saya alami, bahkan yang pernah Mannuruki 2 alami, yang merupakan tempat tinggal saya. Sekembali dari warnet, saya menuju ke kamar. Ternyata saya lupa menyelamatkan charger laptop saya yang akhirnya sudah tidak bisa difungsikan lagi. Buku-buku dan barang-barang di bawah tempat tidur saya pun menjadi 'korban' banjir 2011 ini.

Atas: Mannuruki 2 dilanda banjir terburuk
Tengah: Kawasan Lorong 3B, sekitar rumah saya
Bawah: Ati bergaya di tengah bencana :)


Karena kamar mandi tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan saya juga tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya, saya memutuskan untuk pergi ke kampus untuk ke kampus, sekalian mandi. Perjalanan menuju dan dari kampus pun tidak mudah karena ada beberapa titik-titik banjir seperti di daerah Batua Raya dan sekitar jalan Pendidikan.

Pulang dari kampus, kegiatan membersihkan rumah dan warnet pun dilakukan. Untung ada beberapa orang yang mau membantu. Thanks for Bayu, Dilla dan Fajar. Karpet yang ada di angkat dan kemudian dibuang, meja-meja dan peralatan elektronik diungsikan sementara untuk melakukan pembersihan, menyapu air banjir dan sebagainya. Kegiatan pembersihan warnet baru selesai sekitar pukul setengah sepuluh malam sedangkan rumah baru selesai dibersihkan sekitar jam dua belas dini hari.

Atas: Ati membersihkan ruang tamu
Bawah: Lorong 3B pada pukul sepuluh malam

Hari besoknya (2/06), saya melakukan pembenahan di kamar. Banjir ini membuat saya mengganti tempat tidur menjadi lebih kecil, hal yang dari dulu telah ingin saya lakukan.

Kamarku setelah dibersihkan

Pembenahan di warnet juga dilakukan seperti penggantian terpal dan lain-lain. Thanks to Rafiq yang sudah membantu. VorwartzNet dan kamarku pun kembali dengan wajah baru.

New VorwtzNet

I do like swimming but I don't really like rain and, of course, flooding. It cause damage, yet also cause change. Semoga banjir kemarin tidak akan terjadi di masa yang akan datang, meski kemungkinan itu sangatlah kecil melihat kurangnya lahan-lahan yang menjadi tempat resapan air. Bahkan, lahan seperti itu yang ada di Mannuruki 2 kini menjadi sebuah kawasan perumahan.